Merasa
sudah tak memiliki habitat lagi, satu individu orangutan jantan (Pongo
pygmeius), masuk ke sebuah pemukiman penduduk di kawasan kebun rakyat di
daerah Parit Wak Dongkak, Desa Wajok Hilir, Kecamatan Siantan,
Kabupaten Pontianak, Kalimantan Barat. Masuknya Pongo pygmeius tersebut
ke perkampungan, ternyata membuat para warga resah. Ketakutan terhadap
orangutan yang memanjat di sebuah pohon, membuat warga berupaya keras
untuk mengusirnya. Selama bebearapa hari warga terus berupaya untuk
menurunkan serta mengusir orangutan yang diperkirakan berusia 13-15
tahun itu dari pohon, mulai dari menembakkan peluru bius sebanyak tiga
kali, dilempari petasan, bahkan warga juga sempat membakar pohon kelapa
yang menjadi pijakannya. Tak hanya sebatas petasan, dan bius, warga juga
berupaya dengan memanggil seorang Dukun agar dapat menurunkan si
orangutan. Sang Dukun kemudian melakukan ritual atau semacam selamatan .
Para warga pun ikut membantu sang Dukun dengan mengumpulkan daun siri,
rokok dan telur ayam kampung. Setelah empat hari berada diatas pohon,
barulah si Pongo pygmeius itu menyerah dan turun dari pohon. Warga
percaya, turunnya orangutan tersebut berkat jampi-jampi dari sang Dukun
yang membuat hewan itu melemah. Mengetahui kondisi orangutan yang lemah,
para warga pun kembali menembaknya dengan tembakan bius yang akhirnya
membuat orangutan itu menjatuhkan diri dari pohon.
Kondisi orangutan ketia berada di tanah cukup parah, banyak luka bakar di sekujur tubuhnya. Pertolongan medispun datang dari anggota Tim Rescue sesaat setelah jatuh dari pohon. Dan Orangutan itu saat ini dibawa ke Markas Manggala Agni Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Barat. Tak hanya BKSDA, evakuasi juga dilakukan oleh beberapa lembaga lain seperti WWF Kalimantan Barat, International Animal Rescue (IAR) Ketapang, Yayasan Titian.
Menurut Hermayani Putera, manajer WWf KalBar, kemunculan orangutan ini merupakan hal mengejutkan. Mengingat wilayah desa itu cukup dekat dengan Kota Pontianak. Perkampungan Wajok hanya berjarak sekitar 13 kilometer dari Pontianak. “Ini menunjukkan bahwa keterancaman dari sisi habitat orangutan sudah semakin kuat, orangutan semakin terdesak dan masuk ke tempat penduduk. Ini berpotensi konflik,” jelasnya. Menurut salah seorang warga, penyebab orangutan memasuki permukiman warga adalah karena habitat aslinya mengalami perluasan perkebunan kelapa sawit dan hutan tanaman industri (HTI) serta menjadi korban pembalakan liar hutan.
0 komentar :
Posting Komentar