Ini bukan pertandingan hidup dan mati antara manusia dan binatang seperti yang dilakukan para Gladiator dari bangsa Romawi yang melawan binatang buas seperti banteng, harimau, beruang dan singa. Binatang dibawa secara khusus ke Colloseum. Kemudian orang Romawi memperlakukan binatang – binatang itu secara buruk dan membiarkan mereka kelaparan supaya mereka mau bertarung. Kadang manusia berhasil membunuh binatang, kadang binatangnya membunuh manusia, dan para penonton menganggapnya sebagai hiburan. Jauh dari pertarungan tak berperikemanusiaan itu, di Spanyol ada sebuah perayaan yang telah menjadi tradisi selama 400 tahun bernama Rapa Das Bestas. Para pria beradu gulat dengan kuda, menjatuhkannya ke tanah untuk kemudian mengambil sebagian ekornya, perayaan ini dilakukan sebelum memulai masa bercocok tanam. Kuda – kuda tersebut didatangkan dari pengunungan Galicia di wilayah barat laut Spanyol. Acara ini berlangsung di desa San Lorenzo de Sabucedo selama tiga hari, para pegulat tidak diperbolehkan menggunakan apa – apa selain dengan tangan kosong. Perayaan ini telah mendapat kecaman dari kelompok animal rights, namun penduduk setempat berpendapat kegiatan ini bisa melihat keadaan kuda – kuda itu apakah sakit atau terinfeksi parasit. Dibutuhkan tiga peserta pria dari penduduk setempat (aloitadores) untuk mengendalikan seekor kuda, masing – masing bertugas memegang leher, punggung dan mengambil ekor. Festival ini dimulai pada hari Sabtu pertama di bulan Juli, diawali dengan misa pagi. Pada jam tujuh, para penggembala berangkat ke pegunungan untuk mencari kuda. Wisatawan diizinkan untuk ikut mencari dan membawanya turun ke desa, namun penduduk setempatlah yang boleh menjadi seorang aloitadores. Ketika acara berakhir, kuda – kuda tersebut digiring kembali ke pegunungan dan dibiarkan berkeliaran di alam bebas.
FOTO: KLIK GAMBAR UNTUK MEMPERBESAR
FOTO: KLIK GAMBAR UNTUK MEMPERBESAR
0 komentar :
Posting Komentar